RASAKU KIAN TERBAKAR

Di tanah pemikiran tempat kita bertukar rasa

ada debar aneh yang selalu datang menyiksa

kuacuhkan dengan terpaksa

saat bibit asmara menggempur selaksa

tapi apa dayaku, aku bukan pakar

saat perhatian mulai menjadi akar

kasih sayang membelukar

membuat rasaku kian terbakar

bersama kita membajak lahan

menjalani setiap waktu dengan perlahan

mencoba memaknai semua  yang harus ditahan

sulit  untuk mengakui, sebagai belahan

lantaran  sikap angkuh

bertahan pada gengsi dan sikap kukuh

padahal saat tanganmu merengkuh

aku menyambut dengan patuh

Kuterima kasihmu seberat  sekati

sebagai bekal  seperjalanan  ketika  sehati

untuk kita tetap setia dan  saling mengamati

dan  benih diantara kita tersemai, musti.

Memerah sudah tanah-tanah yang kita bajak

kitakan tebar  bibit-bibit  kejujuran  dan kepercayaan

agar ada  harapan di tanah tempat kita berpijak

karna  asmara tidak  mengandalkan materi kekayaan

No comments:

Post a Comment